Written by 2:18 pm Panduan Umroh

Miqat: Apa yang Harus Anda Ketahui dan Lakukan?

Exterior of the Miqat Dhu al-Hulayfah Mosque

Bagi jamaah yang hendak melaksanakan umroh atau haji, istilah “miqat” merupakan salah satu hal penting yang harus dipahami. Miqat adalah tempat atau waktu di mana jamaah memulai niat untuk umroh atau haji dan mengenakan pakaian ihram. Memahami miqat serta apa yang harus dilakukan di miqat adalah langkah penting dalam menjalankan ibadah sesuai dengan syariat. Dalam artikel ini, kita akan membahas jenis-jenis miqat, apa yang harus dilakukan di miqat, serta tips penting yang perlu diperhatikan oleh jamaah.

1. Pengertian Miqat

Secara bahasa, miqat berarti “batas waktu” atau “batas tempat.” Dalam konteks ibadah haji dan umroh, miqat adalah titik batas tertentu di mana jamaah yang hendak melaksanakan umroh atau haji harus berniat dan mengenakan pakaian ihram. Miqat terbagi menjadi dua jenis, yaitu miqat zamani (batas waktu) dan miqat makani (batas tempat).

  • Miqat Zamani: Ini adalah batasan waktu untuk pelaksanaan ibadah haji. Miqat zamani dimulai dari bulan Syawal hingga hari ke-10 bulan Dzulhijjah, selama waktu ini jamaah haji bisa melakukan ibadah haji.
  • Miqat Makani: Miqat makani adalah batas tempat yang telah ditentukan oleh Nabi Muhammad SAW bagi jamaah yang hendak melaksanakan ibadah haji atau umroh. Setiap jamaah harus melewati salah satu miqat makani dan memulai ihram sebelum memasuki area Tanah Haram.

2. Jenis-jenis Miqat Makani

Berikut adalah lima miqat makani yang telah ditetapkan bagi jamaah haji dan umroh, berdasarkan asal atau rute perjalanan mereka:

  • Dzul Hulaifah (Bir Ali): Ini adalah miqat bagi jamaah yang datang dari arah Madinah. Dzul Hulaifah terletak sekitar 450 km dari Mekkah.
  • Al-Juhfah: Miqat ini terletak di utara Mekkah dan biasanya digunakan oleh jamaah yang datang dari arah Syam, Mesir, atau wilayah Afrika Utara. Jamaah yang datang dari Jeddah juga sering menggunakan Al-Juhfah.
  • Qarnul Manazil (As-Sail al-Kabir): Miqat ini digunakan oleh jamaah yang datang dari wilayah Najd dan Riyadh. Terletak sekitar 94 km dari Mekkah.
  • Yalamlam: Miqat ini digunakan oleh jamaah yang datang dari arah Yaman atau Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Letaknya sekitar 92 km dari Mekkah.
  • Dzat Irq: Ini adalah miqat bagi jamaah yang datang dari arah Irak dan wilayah-wilayah di sebelah timurnya.

Jamaah yang melewati salah satu miqat ini harus sudah dalam keadaan ihram sebelum memasuki batas Tanah Haram di Mekkah.

3. Apa yang Harus Dilakukan di Miqat?

Setelah memahami jenis-jenis miqat, penting juga untuk mengetahui apa saja yang harus dilakukan jamaah di miqat:

A. Bersuci

Sebelum mengenakan ihram, jamaah dianjurkan untuk bersuci dengan cara mandi besar (ghusl) di miqat. Jika tidak memungkinkan, wudhu saja sudah cukup. Bersuci ini menandai kesiapan fisik dan spiritual untuk memulai ibadah umroh atau haji.

B. Mengenakan Pakaian Ihram

Setelah mandi, jamaah laki-laki harus mengenakan dua lembar kain ihram yang tidak dijahit, satu lembar untuk menutupi tubuh bagian bawah dan satu lembar lagi untuk bagian atas. Sementara itu, jamaah perempuan bisa mengenakan pakaian apa saja yang sesuai dengan syariat Islam, menutup aurat, dan tidak mencolok.

C. Melakukan Niat Umroh atau Haji

Di miqat, jamaah harus berniat untuk melaksanakan ibadah umroh atau haji. Niat ini diucapkan di dalam hati, namun juga dianjurkan untuk diucapkan secara lisan dengan lafadz berikut:

  • Untuk umroh: “Labbaik Allahumma ‘umratan”
  • Untuk haji: “Labbaik Allahumma hajjan”

Niat ini merupakan rukun yang wajib dipenuhi untuk memulai ibadah.

D. Mengucapkan Talbiyah

Setelah berniat, jamaah harus melafalkan talbiyah sebagai tanda memulai ibadah. Talbiyah diucapkan berulang kali sepanjang perjalanan menuju Mekkah:

“Labbaik Allahumma labbaik, labbaika laa syarika laka labbaik, innal hamda wanni’mata laka wal mulk, laa syarika lak.”

Artinya: “Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu, sesungguhnya segala puji, nikmat, dan kerajaan hanya milik-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu.”

E. Menjaga Larangan Ihram

Setelah memasuki kondisi ihram, ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan oleh jamaah hingga selesai melaksanakan thawaf dan sa’i. Beberapa larangan ihram termasuk tidak boleh memotong rambut atau kuku, tidak boleh memakai parfum, tidak boleh berburu hewan, dan tidak boleh melakukan hubungan suami-istri.

4. Tips Penting Saat di Miqat

  • Persiapkan Ihram Sebelum Berangkat: Bawa kain ihram dan perlengkapan mandi di tas jinjing agar mudah diakses saat tiba di miqat.
  • Cek Rute dan Miqat yang Sesuai: Pastikan Anda tahu rute perjalanan Anda dan miqat yang akan dilalui sesuai dengan wilayah keberangkatan Anda.
  • Tenangkan Hati dan Luruskan Niat: Saat di miqat, penting untuk tenang dan meluruskan niat hanya untuk ibadah, sehingga Anda dapat memulai perjalanan spiritual ini dengan khusyuk.
  • Ikuti Arahan Pembimbing: Jika Anda berangkat dengan biro perjalanan, ikuti arahan pembimbing haji atau umroh untuk memastikan semua tahapan dijalankan dengan benar.

Kesimpulan

Miqat merupakan titik awal penting dalam perjalanan ibadah haji dan umroh. Memahami jenis-jenis miqat dan apa yang harus dilakukan di miqat akan membantu Anda memulai ibadah dengan cara yang benar sesuai dengan syariat. Pastikan untuk mempersiapkan diri dengan baik, mulai dari persiapan fisik hingga niat yang tulus, sehingga ibadah umroh atau haji Anda berjalan dengan lancar dan khusyuk.

Close Search Window
Close