Ihram merupakan salah satu rukun penting dalam pelaksanaan ibadah haji dan umroh. Proses ini menandai dimulainya ibadah haji atau umroh, di mana setiap jamaah memasuki kondisi suci yang dikenal dengan ihram. Ihram bukan hanya sekadar pakaian, melainkan juga kondisi spiritual yang harus dijaga dengan memenuhi aturan-aturan tertentu. Artikel ini akan memberikan panduan praktis untuk memahami tata cara berihram, mulai dari persiapan, niat, hingga larangan yang harus diperhatikan.
1. Apa Itu Ihram?
Secara bahasa, ihram berasal dari kata “harama” yang berarti “mengharamkan” atau “melarang.” Dalam konteks ibadah haji dan umroh, ihram berarti memasuki kondisi suci di mana jamaah wajib mengikuti aturan-aturan khusus yang ditetapkan oleh syariat. Ihram juga mengacu pada pakaian khusus yang dikenakan oleh jamaah haji atau umroh.
Jamaah laki-laki mengenakan dua lembar kain putih yang tidak dijahit, satu untuk menutupi tubuh bagian bawah (izar) dan satu untuk bagian atas (rida’). Sementara itu, jamaah perempuan dapat memakai pakaian longgar yang menutup aurat, tanpa perlu mengenakan pakaian khusus ihram seperti laki-laki.
2. Persiapan Sebelum Berihram
Sebelum memasuki kondisi ihram, ada beberapa persiapan yang harus dilakukan oleh setiap jamaah. Persiapan ini bertujuan untuk membersihkan diri secara fisik dan mental sebelum memulai ibadah.
A. Mandi Besar (Ghusl)
Sebelum mengenakan pakaian ihram, jamaah dianjurkan untuk mandi besar (ghusl) sebagai bentuk pensucian diri. Jika mandi besar tidak memungkinkan, wudhu dapat menjadi alternatif yang cukup. Proses ini merupakan simbol kesiapan fisik dan spiritual untuk memasuki ihram.
B. Mencukur dan Memotong Kuku
Sebelum mengenakan ihram, jamaah dianjurkan untuk memotong kuku, mencukur rambut, atau mencukur bulu-bulu tubuh sebagai bentuk kebersihan diri. Hal ini dilakukan karena setelah ihram, jamaah tidak diperkenankan untuk memotong rambut atau kuku hingga ibadah selesai.
C. Menggunakan Parfum
Sebelum mengenakan pakaian ihram, jamaah laki-laki diperbolehkan memakai parfum di tubuh (bukan di pakaian ihram). Setelah ihram, penggunaan parfum menjadi salah satu larangan.
3. Mengenakan Pakaian Ihram
Setelah bersuci, jamaah laki-laki dan perempuan mengenakan pakaian ihram dengan tata cara yang sesuai:
- Laki-laki: Jamaah laki-laki memakai dua lembar kain putih yang tidak dijahit. Satu kain digunakan untuk menutupi tubuh bagian bawah (izar), dan satu kain lagi dililitkan di tubuh bagian atas (rida’). Jamaah tidak diperbolehkan mengenakan pakaian yang berjahit, sepatu tertutup, atau topi.
- Perempuan: Jamaah perempuan memakai pakaian yang menutup seluruh tubuh kecuali wajah dan telapak tangan. Pakaian harus longgar dan tidak transparan, namun tidak ada kewajiban memakai warna putih. Wanita tidak diizinkan menutupi wajah dan memakai cadar selama dalam keadaan ihram.
4. Mengucapkan Niat Ihram
Setelah mengenakan pakaian ihram, langkah berikutnya adalah mengucapkan niat ihram. Niat ini dilakukan ketika jamaah berada di miqat (batas tempat dimulainya ibadah haji atau umroh). Niat harus dilakukan dengan ikhlas dan tulus, karena ini adalah awal dari pelaksanaan ibadah.
- Niat untuk Umroh: “Labbaik Allahumma ‘umratan”, yang berarti “Ya Allah, aku memenuhi panggilan-Mu untuk melakukan umroh.”
- Niat untuk Haji: “Labbaik Allahumma hajjan”, yang berarti “Ya Allah, aku memenuhi panggilan-Mu untuk melakukan haji.”
Setelah niat, jamaah harus memulai melafalkan talbiyah, yang diucapkan sepanjang perjalanan hingga mendekati tempat thawaf di Mekkah.
Lafadz Talbiyah:
“Labbaik Allahumma labbaik, labbaika laa syarika laka labbaik, innal hamda wanni’mata laka wal mulk, laa syarika lak.”
Artinya: “Aku datang memenuhi panggilan-Mu ya Allah, aku datang memenuhi panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu. Sesungguhnya segala pujian, nikmat, dan kerajaan hanya milik-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu.”
5. Larangan-Larangan dalam Ihram
Setelah memasuki kondisi ihram, ada beberapa larangan yang harus diperhatikan. Melanggar larangan-larangan ini dapat menyebabkan kewajiban membayar dam (denda). Berikut adalah larangan-larangan selama dalam keadaan ihram:
- Tidak boleh memotong rambut atau kuku: Jamaah dilarang memotong rambut, kuku, atau mencukur bulu di tubuh.
- Tidak boleh memakai parfum: Setelah memasuki ihram, jamaah tidak boleh menggunakan parfum, baik di tubuh maupun di pakaian.
- Tidak boleh berburu hewan: Jamaah tidak diperkenankan untuk membunuh atau berburu hewan.
- Tidak boleh melakukan hubungan suami istri: Segala bentuk aktivitas seksual dilarang selama dalam keadaan ihram, termasuk berbicara atau berpikir tentang hubungan suami istri.
- Tidak boleh memakai pakaian berjahit (bagi laki-laki): Jamaah laki-laki tidak boleh mengenakan pakaian yang dijahit, kaos, atau pakaian yang memiliki lengan. Mereka juga dilarang memakai sepatu tertutup atau penutup kepala.
- Tidak boleh menutupi wajah (bagi perempuan): Jamaah perempuan tidak diperbolehkan menutup wajah atau memakai cadar selama dalam ihram.
6. Kapan Ihram Berakhir?
Ihram berakhir ketika jamaah menyelesaikan ritual-ritual yang ditentukan dalam ibadah haji atau umroh. Untuk umroh, ihram berakhir setelah jamaah selesai melakukan tawaf, sa’i, dan memotong sebagian rambut (tahallul). Pada titik ini, jamaah dapat melepaskan pakaian ihram dan kembali ke keadaan normal.
7. Tips untuk Berihram dengan Nyaman
- Gunakan Pakaian Ihram yang Nyaman: Pastikan kain ihram yang Anda gunakan nyaman dan tidak terlalu tipis. Bagi laki-laki, kain ihram harus cukup besar untuk menutupi tubuh dengan baik.
- Perbanyak Talbiyah dan Doa: Selama dalam kondisi ihram, perbanyak melafalkan talbiyah dan doa. Ini adalah momen untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan hati yang khusyuk.
- Jaga Kesehatan dan Kondisi Fisik: Ihram membutuhkan kondisi fisik yang prima, karena perjalanan ibadah bisa memakan waktu dan energi. Pastikan Anda menjaga kesehatan sebelum dan selama berihram.
Kesimpulan
Ihram adalah langkah awal penting dalam menjalankan ibadah haji dan umroh. Memahami tata cara berihram, mulai dari persiapan fisik hingga niat, akan membantu Anda menjalankan ibadah dengan lebih khusyuk. Pastikan Anda mematuhi larangan-larangan ihram dan menjaga kondisi spiritual selama dalam ihram agar ibadah yang dilakukan sesuai dengan syariat.